Beredar sebuah artikel melalui Blogspot yang mempunyai logo mirip dengan salah satu media daring di Indonesia. Dalam artikel yang diterbitkan, terdapat judul yang diberi tanda kutip mengenai perintah agar Al-Quran dijauhkan dari anak-anak. Namun apabila dibaca lebih lanjut mengenai isi yang terdapat dalam artikel, tidak ditemukan kutipan seperti halnya yang tertera dalam judul.
[SALAH] Maruf Ingin Cegah Radikalisme Sejak Tingkat PAUD, “Jauhkan Anak-Anak Dari Al-Quran”
Sumber: Media OnlineTanggal publish: 23/11/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN: Beredar sebuah artikel yang disebarkan melalui blogspot dengan logo yang dibuat mirip dengan salah satu media daring di Indonesia yakni merdeka.com. Artikel merdekaind.blogspot.com mempunyai logo yang serupa dengan merdeka.com. Artikel yang disebarkan kali ini merujuk kepada pemberitaan Ma’ruf Amin yang ingin melakukan pencegahan radikalisme sejak tingkat PAUD.
Merdekaind.blogspot.com menerbitkan artikel dengan judul “Ma’ruf Ingih Cegah Radikalisme Sejak Tingkat PAUD, “Jauhkan Anak-Anak Dari Al-Quran””. Judul tersebut tentu bisa menggiring opini bahwa Ma’ruf Amin memberikan instruksi untuk menjauhkan anak-anak dari Al-quran. Padahal jika melihat isi artikel, tidak ditemukan ucapan Ma’ruf Amin terkait dengan menjauhkan Al-quran dari anak-anak.
Dan jika melakukan pencarian mengenai pemberitaan serupa, diketahui bahwa isi dalam artikel merdekaind.blogspot.com serupa dengan isi berita yang diterbitkan oleh cnnindonesia.com. Apabila cnnindonesia.com memberi judul “Ma’ruf Ingin Cegah Radikalisme Sejak Tingkat PAUD”, lain halnya dengan merdekaind.blogspot.com yang ditambah dengan kutipan yang tidak sesuai dengan fakta.
Lantaran tidak ditemukan pernyataan seperti halnya yang terdapat dalam judul pemberitaan merdekaind.blogspot.com. Hal tersebut pun mengacu kepada koneksi yang salah. Dalam artian, judul pemberitaan yang juga terdapat kutipan tidak sesuai dengan isi di dalam konten.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2019/11/21/salah-maruf-ingin-cegah-radikalisme-sejak-tingkat-paud-jauhkan-anak-anak-dari-al-quran/
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191115162509-20-448730/maruf-ingin-cegah-radikalisme-sejak-tingkat-paud
- https://www.beritasatu.com/nasional/585656/wapres-tokoh-radikal-dikenalkan-dari-paud-ini-jadi-perhatian
- https://merdekaind.blogspot.com/2019/11/maruf-ingin-cegah-radikalisme-sejak.html
[SALAH] Anies Diberi Gelar Kehormatan oleh Perkumpulan Tiong Hoa dg Nama Liem Ay Bon
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 23/11/2019
Berita
Tidak ada pemberian gelar kepada Anies Baswedan. Foto yang diunggah sumber adalah ketika Anies menghadiri acara Festival Pecinan Cap Go Meh di Grogol, Jakarta Barat, Sabtu 3 Maret 2018. Aksara mandarin yang dipegang Anies berbunyi “Feng Tiao Yu Shun”. Kalimat itu berisi pribahasa yang berarti “Angin dan Hujan Cocok untuk Pertumbuhan Tanaman”, ini bisa merujuk pada makna perdamaian dunia.
Akun Joe Paijoe (fb.com/stefanus.robbie.3) menunggah sebuah gambar dengan narasi :
“Haiiiyaaa…Selamat kpd Wan Abud atas gelar Kehormatannya & punya nama Tiong Hoa: “LIEM AY BON”
Panggilannya Engkong Ay Bon
#LemAiBon.”
Serta narasi dalam gambar :
“Anies Diberi Gelar Kehormatan oleh Perkumpulan Tiong Hoa dg Nama Liem Ay Bon”
Di dalam gambar tersebut, tampak Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang sedang mengangkat semacam kain merah. Kain merah itu bertuliskan aksara mandarin.
Akun Joe Paijoe (fb.com/stefanus.robbie.3) menunggah sebuah gambar dengan narasi :
“Haiiiyaaa…Selamat kpd Wan Abud atas gelar Kehormatannya & punya nama Tiong Hoa: “LIEM AY BON”
Panggilannya Engkong Ay Bon
#LemAiBon.”
Serta narasi dalam gambar :
“Anies Diberi Gelar Kehormatan oleh Perkumpulan Tiong Hoa dg Nama Liem Ay Bon”
Di dalam gambar tersebut, tampak Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang sedang mengangkat semacam kain merah. Kain merah itu bertuliskan aksara mandarin.
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh Tim Cek Fakta Medcom.id, foto Anies mengangkat kain merah bertuliskan aksara mandarin diambil saat acara Festival Pecinan Cap Go Meh di Grogol, Jakarta Barat, Sabtu 3 Maret 2018.
Foto identik ditemukan pada beberapa situs berita, seperti tayang di Inews.id melalui artikel berjudul “Anies-Sandi Pakai Baju Cheongsam Warna Emas di Festival Cap Go Meh”. Foto serupa juga ditemukan di IDN Times lewat artikel berjudul “Festival Pecinan Cap Go Meh”.
Pada versi foto utuh, tak hanya Anies, mantan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno juga hadir dalam acara tersebut. Terlihat, Sandi juga memegang kain merah bertuliskan aksara mandarin.
Aksara mandarin yang dipegang Anies berbunyi “Feng Tiao Yu Shun”. Kalimat itu berisi pribahasa yang berarti “Angin dan Hujan Cocok untuk Pertumbuhan Tanaman”, ini bisa merujuk pada makna perdamaian dunia.
Sementara itu, aksara mandarin yang dipegang Sandi berbunyi “Guo Tai Min An”. Kalimat ini bermakna “Negara Damai, Rakyat Bahagia”.
Foto Anies memegang kain bertuliskan aksara mandarin adalah benar. Namun, klaim yang menyertai foto tersebut bahwa Anies mendapat gelar kehormatan dan diberi nama tionghoa ‘Liem Ai Bon’ adalah hoaks.
Kabar bohong tersebut masuk dalam kategori satire atau parodi. Konten hoaks jenis ini biasanya tidak memiliki potensi atau kandungan niat jahat, namun bisa mengecoh.
Satire merupakan konten yang dibuat untuk menyindir pada pihak tertentu. Kemasan konten berunsur parodi, ironi, bahkan sarkasme. Secara keumuman, satire dibuat sebagai bentuk kritik terhadap personal maupun kelompok dalam menanggapi isu yang tengah terjadi.
Sebenarnya, satire tidak termasuk konten yang membahayakan. Akan tetapi, sebagian masyarakat masih banyak yang menanggapi informasi dalam konten tersebut sebagai sesuatu yang serius dan menganggapnya sebagai kebenaran.
Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh Tim Cek Fakta Medcom.id, foto Anies mengangkat kain merah bertuliskan aksara mandarin diambil saat acara Festival Pecinan Cap Go Meh di Grogol, Jakarta Barat, Sabtu 3 Maret 2018.
Foto identik ditemukan pada beberapa situs berita, seperti tayang di Inews.id melalui artikel berjudul “Anies-Sandi Pakai Baju Cheongsam Warna Emas di Festival Cap Go Meh”. Foto serupa juga ditemukan di IDN Times lewat artikel berjudul “Festival Pecinan Cap Go Meh”.
Pada versi foto utuh, tak hanya Anies, mantan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno juga hadir dalam acara tersebut. Terlihat, Sandi juga memegang kain merah bertuliskan aksara mandarin.
Aksara mandarin yang dipegang Anies berbunyi “Feng Tiao Yu Shun”. Kalimat itu berisi pribahasa yang berarti “Angin dan Hujan Cocok untuk Pertumbuhan Tanaman”, ini bisa merujuk pada makna perdamaian dunia.
Sementara itu, aksara mandarin yang dipegang Sandi berbunyi “Guo Tai Min An”. Kalimat ini bermakna “Negara Damai, Rakyat Bahagia”.
Foto Anies memegang kain bertuliskan aksara mandarin adalah benar. Namun, klaim yang menyertai foto tersebut bahwa Anies mendapat gelar kehormatan dan diberi nama tionghoa ‘Liem Ai Bon’ adalah hoaks.
Kabar bohong tersebut masuk dalam kategori satire atau parodi. Konten hoaks jenis ini biasanya tidak memiliki potensi atau kandungan niat jahat, namun bisa mengecoh.
Satire merupakan konten yang dibuat untuk menyindir pada pihak tertentu. Kemasan konten berunsur parodi, ironi, bahkan sarkasme. Secara keumuman, satire dibuat sebagai bentuk kritik terhadap personal maupun kelompok dalam menanggapi isu yang tengah terjadi.
Sebenarnya, satire tidak termasuk konten yang membahayakan. Akan tetapi, sebagian masyarakat masih banyak yang menanggapi informasi dalam konten tersebut sebagai sesuatu yang serius dan menganggapnya sebagai kebenaran.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2019/11/22/salah-anies-diberi-gelar-kehormatan-oleh-perkumpulan-tiong-hoa-dg-nama-liem-ay-bon/
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/RkjzLAQk-dapat-gelar-kehormatan-anies-diberi-nama-tionghoa-liem-ay-bon-ini-fakta
- https://www.idntimes.com/news/indonesia/helmi/yang-dijanjikan-anies-di-festival-pecinan-cap-go-meh-1/full
- https://www.inews.id/news/megapolitan/anies-sandi-pakai-baju-cheongsam-warna-emas-di-festival-cap-go-meh
[KLARIFIKASI] Foto Ahok Berseragam Pertamina
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 23/11/2019
Berita
Faktanya, foto Ahok berseragam Pertamina adalah hasil olah digital atau editan. diketahui, foto tersebut merupakan hasil edit oleh akun instagram @aganharahap pada Selasa (19/11/2019). Dikutip dari Kompas.com, Selasa (19/11/2019), Agan Harahap mengakui bahwa foto tersebut merupakan foto editan. Menurutnya, keterangan foto yang ia cantumkan dalam unggahan tersebut adalah sebuah bentuk sarkasme. Agan mengatakan, editan foto tersebut berkaitan dengan isu Ahok ditempatkan di Pertamina.
[NARASI]:
”Baru dapet foto ini dari salah satu grup WhatsApp dengan kalimat: Sumber A1: Beliau tadi siang baru fitting seragam baru. INFO VALID!”
[NARASI]:
”Baru dapet foto ini dari salah satu grup WhatsApp dengan kalimat: Sumber A1: Beliau tadi siang baru fitting seragam baru. INFO VALID!”
Hasil Cek Fakta
[PENJELASAN]:
Belum lama ini, beredar di media sosial foto Basuki Tjahaja Purnama atau lebih dikenal Ahok memakai baju petugas SPBU Pertamina.
Foto tersebut berasal dari akun Instagram @aganharahap pada Selasa (19/11/2019). Dalam keterangan foto itu, disebutkan bahwa pengunggah mendapatkan foto tersebut dari salah satu grup WhatsApp dengan kalimat: Sumber A1: Beliau tadi siang baru fitting seragam. INFO VALID!
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (19/11/2019), Agan Harahap mengakui bahwa foto tersebut merupakan foto editan.
“Foto editan (yang dilakukan oleh Agan). Itu caption-nya cuma ngikutin postingan-postingan orang yang suka share di grup-grup WhatsApp atau Facebook” kata Agan kepada Kompas.com.
Menurutnya, keterangan foto yang ia cantumkan dalam unggahan tersebut adalah sebuah bentuk sarkasme.
Agan mengatakan, editan foto tersebut berkaitan dengan isu Ahok ditempatkan di Pertamina. apa yang ia lakukan selama ini adalah sebagai respons atas kecenderungan warganet Indonesia dalam media sosial.
“Apa yang saya lakukan selama ini adalah merespons social behaviour kita dalam hidup bermedsos,” tutupnya.
Diketahui, Agan Harahap beberapa kali telah melakukan editing foto terhadap beberapa tokoh politik Indonesia.
Sebelumnya ia juga pernah mengedit foto Ahok berada di antara dua wanita. Foto itu kemudian tersebar luas dan disalahgunakan dengan mengaitkan isu penutupan Alexis.
Belum lama ini, beredar di media sosial foto Basuki Tjahaja Purnama atau lebih dikenal Ahok memakai baju petugas SPBU Pertamina.
Foto tersebut berasal dari akun Instagram @aganharahap pada Selasa (19/11/2019). Dalam keterangan foto itu, disebutkan bahwa pengunggah mendapatkan foto tersebut dari salah satu grup WhatsApp dengan kalimat: Sumber A1: Beliau tadi siang baru fitting seragam. INFO VALID!
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (19/11/2019), Agan Harahap mengakui bahwa foto tersebut merupakan foto editan.
“Foto editan (yang dilakukan oleh Agan). Itu caption-nya cuma ngikutin postingan-postingan orang yang suka share di grup-grup WhatsApp atau Facebook” kata Agan kepada Kompas.com.
Menurutnya, keterangan foto yang ia cantumkan dalam unggahan tersebut adalah sebuah bentuk sarkasme.
Agan mengatakan, editan foto tersebut berkaitan dengan isu Ahok ditempatkan di Pertamina. apa yang ia lakukan selama ini adalah sebagai respons atas kecenderungan warganet Indonesia dalam media sosial.
“Apa yang saya lakukan selama ini adalah merespons social behaviour kita dalam hidup bermedsos,” tutupnya.
Diketahui, Agan Harahap beberapa kali telah melakukan editing foto terhadap beberapa tokoh politik Indonesia.
Sebelumnya ia juga pernah mengedit foto Ahok berada di antara dua wanita. Foto itu kemudian tersebar luas dan disalahgunakan dengan mengaitkan isu penutupan Alexis.
Rujukan
[SALAH] Subjudul Cover Majalah Tempo : “Ahok dijadikan bos Pertamina untuk menguasai Blok Masela”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 23/11/2019
Berita
Subjudul suntingan. Tim CekFakta Tempo menyatakan subjudul tersebut ditambahkan oleh pembuat hoaks. Pada cover asli tidak ada 2 subjudul seperti dalam unggahan sumber klaim. Majalah Tempo edisi 18-24 November 2019 itu juga tidak memuat laporan utama yang menyebut bahwa Ahok dijadikan bos Pertamina untuk menguasai Blok Masela.
Akun Ofik S (fb.com/ofik.s.58) mengunggah sebuah gambar tanpa narasi apapun.
Dalam gambar cover Majalah Tempo edisi 18-24 November 2019 itu, tertulis judul “Dermaga Tomy Menuju Masela”. Di bawah judul tersebut, terdapat subjudul yang berbunyi: “Pengusaha Tomy Winata mendadak masuk ke pembangunan Blok Masela. Bisa menggelembungkan biaya proyek LNG terbesar di Indonesia itu.”
Di bawahnya, terdapat pula dua subjudul lain dengan font yang berbeda yang berbunyi:
“Mega Proyek Blok Masela memasuki babak baru, di tengah Penyiapan tahap penyusunan Diain & rekayasa Teknis Proyek senilai Rp. 280 triliun itu.
Tercium oleh TEMPO, kenapa Ahok ngotot di usulkan ke Pertamina, karena karena ada niat ingin menguasai Blok Masela (Blok milik Pertamina yang menguasai produksi Gas Produksi terbesar) dan selanjutnya akan di berikan pada Tomi Winata (Mafia China Indonesia).”
Akun Ofik S (fb.com/ofik.s.58) mengunggah sebuah gambar tanpa narasi apapun.
Dalam gambar cover Majalah Tempo edisi 18-24 November 2019 itu, tertulis judul “Dermaga Tomy Menuju Masela”. Di bawah judul tersebut, terdapat subjudul yang berbunyi: “Pengusaha Tomy Winata mendadak masuk ke pembangunan Blok Masela. Bisa menggelembungkan biaya proyek LNG terbesar di Indonesia itu.”
Di bawahnya, terdapat pula dua subjudul lain dengan font yang berbeda yang berbunyi:
“Mega Proyek Blok Masela memasuki babak baru, di tengah Penyiapan tahap penyusunan Diain & rekayasa Teknis Proyek senilai Rp. 280 triliun itu.
Tercium oleh TEMPO, kenapa Ahok ngotot di usulkan ke Pertamina, karena karena ada niat ingin menguasai Blok Masela (Blok milik Pertamina yang menguasai produksi Gas Produksi terbesar) dan selanjutnya akan di berikan pada Tomi Winata (Mafia China Indonesia).”
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh Tim CekFakta Tempo pada situs Majalah Tempo ditemukan fakta bahwa dalam edisi 18-24 November 2019, cover Majalah Tempo memang memuat judul “Dermaga Tomy Menuju Masela”. Terdapat pula subjudul yang bertuliskan: “Pengusaha Tomy Winata mendadak masuk ke pembangunan Blok Masela. Bisa menggelembungkan biaya proyek LNG terbesar di Indonesia itu.”
Namun, dua subjudul lain yang ada dalam gambar cover unggahan akun Ofik S tidak terdapat dalam cover Majalah Tempo yang asli. Dengan demikian, gambar unggahan akun Ofik S merupakan suntingan di mana ditambahkan dua subjudul lain. Umumnya, subjudul dalam cover Majalah Tempo pun terdiri dari satu paragraf, bukan tiga paragraf seperti yang terlihat dalam gambar cover unggahan akun Ofik S.
Tim CekFakta Tempo juga menemukan bahwa subjudul tambahan dalam gambar cover unggahan akun Ofik S diambil dari paragraf di salah satu artikel laporan utama Majalah Tempo edisi “Dermaga Tomy Menuju Masela”. Dalam artikel yang berjudul “Tersodok Proposal dari Tual”, terdapat paragraf yang serupa dengan subjudul tambahan dalam gambar cover unggahan akun Ofik S.
Namun, paragraf itu telah diubah. Paragraf asli dalam artikel tersebut berbunyi: “Megaproyek Blok Masela memasuki babak baru. Di tengah penyiapan tahap penyusunan desain dan rekayasa teknik proyek senilai Rp 280 triliun itu, kontraktor kedatangan pengusaha Tomy Winata, yang menawarkan pelabuhannya di Tual dijadikan fasilitas logistik. Disokong pejabat daerah, rencana baru ini dianggap berpotensi membuat biaya membengkak.”
Terkait klaim bahwa Ahok dijadikan bos Pertamina untuk menguasai Blok Masela, tidak ada satu pun dari empat artikel laporan utama Majalah Tempo edisi “Dermaga Tomy Menuju Masela” yang menyinggung soal itu. Artikel pertama, yang berjudul “Tersodok Proposal dari Tual”, berisi cerita tentang tawaran pengusaha Tomy Winata kepada pemerintah untuk memakai pelabuhannya di Tual sebagai fasilitas logistik Blok Masela.
Artikel kedua berisi wawancara dengan anak Tomy Winata, Adithya Prakarsa Winata, yang berjudul “Infrastruktur di Tual Sudah Siap”. Artikel ketiga berisi wawancara dengan Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, yang berjudul “Kalau Banyak Pilihan, Harus Tender”. Sementara artikel keempat, yang berjudul “Saur Manuk Saham Daerah, berisi cerita tentang Maluku dan Nusa Tenggara Timur yang sama-sama mengklaim berhak kebagian jatah saham Blok Masela.
Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh Tim CekFakta Tempo pada situs Majalah Tempo ditemukan fakta bahwa dalam edisi 18-24 November 2019, cover Majalah Tempo memang memuat judul “Dermaga Tomy Menuju Masela”. Terdapat pula subjudul yang bertuliskan: “Pengusaha Tomy Winata mendadak masuk ke pembangunan Blok Masela. Bisa menggelembungkan biaya proyek LNG terbesar di Indonesia itu.”
Namun, dua subjudul lain yang ada dalam gambar cover unggahan akun Ofik S tidak terdapat dalam cover Majalah Tempo yang asli. Dengan demikian, gambar unggahan akun Ofik S merupakan suntingan di mana ditambahkan dua subjudul lain. Umumnya, subjudul dalam cover Majalah Tempo pun terdiri dari satu paragraf, bukan tiga paragraf seperti yang terlihat dalam gambar cover unggahan akun Ofik S.
Tim CekFakta Tempo juga menemukan bahwa subjudul tambahan dalam gambar cover unggahan akun Ofik S diambil dari paragraf di salah satu artikel laporan utama Majalah Tempo edisi “Dermaga Tomy Menuju Masela”. Dalam artikel yang berjudul “Tersodok Proposal dari Tual”, terdapat paragraf yang serupa dengan subjudul tambahan dalam gambar cover unggahan akun Ofik S.
Namun, paragraf itu telah diubah. Paragraf asli dalam artikel tersebut berbunyi: “Megaproyek Blok Masela memasuki babak baru. Di tengah penyiapan tahap penyusunan desain dan rekayasa teknik proyek senilai Rp 280 triliun itu, kontraktor kedatangan pengusaha Tomy Winata, yang menawarkan pelabuhannya di Tual dijadikan fasilitas logistik. Disokong pejabat daerah, rencana baru ini dianggap berpotensi membuat biaya membengkak.”
Terkait klaim bahwa Ahok dijadikan bos Pertamina untuk menguasai Blok Masela, tidak ada satu pun dari empat artikel laporan utama Majalah Tempo edisi “Dermaga Tomy Menuju Masela” yang menyinggung soal itu. Artikel pertama, yang berjudul “Tersodok Proposal dari Tual”, berisi cerita tentang tawaran pengusaha Tomy Winata kepada pemerintah untuk memakai pelabuhannya di Tual sebagai fasilitas logistik Blok Masela.
Artikel kedua berisi wawancara dengan anak Tomy Winata, Adithya Prakarsa Winata, yang berjudul “Infrastruktur di Tual Sudah Siap”. Artikel ketiga berisi wawancara dengan Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, yang berjudul “Kalau Banyak Pilihan, Harus Tender”. Sementara artikel keempat, yang berjudul “Saur Manuk Saham Daerah, berisi cerita tentang Maluku dan Nusa Tenggara Timur yang sama-sama mengklaim berhak kebagian jatah saham Blok Masela.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2019/11/23/salah-subjudul-cover-majalah-tempo-ahok-dijadikan-bos-pertamina-untuk-menguasai-blok-masela/
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/488/fakta-atau-hoaks-benarkah-cover-tempo-menyebut-ahok-dijadikan-bos-pertamina-untuk-menguasai-blok-masela
- https://majalah.tempo.co/edisi/2460/2019-11-16?hidden=login
- https://images-tm.tempo.co/mbm/cover/2460/cover_Edisi_16-11-2019_-_Dermaga_Tomy_Menuju_Masela.jpg?
- https://majalah.tempo.co/gallery
- https://majalah.tempo.co/read/158782/tersodok-proposal-dari-tual
- https://majalah.tempo.co/read/158783/adithya-prakarsa-winata-putra-tomy-winata-infrastruktur-di-tual-sudah-siap
- https://majalah.tempo.co/read/158784/dwi-soetjipto-kepala-skk-migas-kalau-banyak-pilihan-harus-tender
Halaman: 5936/6752