Beredar video yang dengan narasi sebagai berikut :
“korban main game , sdh ada di kec. Dukun , muntilan , ..bs di sampaikn ke siswa2 kalo sdh kena syaraf seperti ini bagaimana coba ? Masa depan masih panjang ….himbauan untuk siswa agar HP/ smartphone digunakan secara bijak dan untuk hal positif .
# peringatan jg untuk kita sbg orangtua untuk anak2 kita”
[SALAH] Korban main game , kalo sudah kena syaraf seperti ini bagaimana coba?
Sumber: facebook.comTanggal publish: 24/08/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan klarifikasi dari Kepala Puskesmas Dukun, dr. Didik Guntur Saputra menyatakan bahwa pihak dokter Puskesmas tidak mengetahui ada perekaman video dan pihak dokter Puskesmas tidak mengeluarkan rujukan dengan diagnosa akibat game online
Pada saat video yang viral tersebut direkam, baik keluarga atau perekam video tersebut belum mengetahui penyebab kondisi pasien tersebut sehingga muncul dugaan kondisi pasien tersebut karena terlalu sering bermain game online.
Pihak Puskesmas Dukun dan keluarga memohon kepada masyarakat agar video ini tidak disebarkan karena dikhawatirkan akan merusak psikis anak tersebut.
Pada saat video yang viral tersebut direkam, baik keluarga atau perekam video tersebut belum mengetahui penyebab kondisi pasien tersebut sehingga muncul dugaan kondisi pasien tersebut karena terlalu sering bermain game online.
Pihak Puskesmas Dukun dan keluarga memohon kepada masyarakat agar video ini tidak disebarkan karena dikhawatirkan akan merusak psikis anak tersebut.
Rujukan
[SALAH] Diam-Diam David Beckham Ke Wamena-Papua
Sumber: potretanakmelanesia.blogspot.comTanggal publish: 23/08/2019
Berita
Beredar kembali sebuah artikel dari situs potretanakmelanesia.blogspot.com yanmg berisi narasi sebagai berikut :
“Pemain sepak bola asal Inggris David Beckham ternyata berkunjung ke pedalaman Wamena-Papua secara diam-diam.Pemain ternama Dunia ini ternyata memberikana bantuan kemanusiaan setelah mendegar tragedi kematian anak di Nduga pada tahun silam 2015 lalu.Pada kedatangan sang bintang sepak bola itu akhirnya dikagetkana dengan kaos baju yang dikenakan David Beckham yang bertulisan”Free West Papua”.
“Pemain sepak bola asal Inggris David Beckham ternyata berkunjung ke pedalaman Wamena-Papua secara diam-diam.Pemain ternama Dunia ini ternyata memberikana bantuan kemanusiaan setelah mendegar tragedi kematian anak di Nduga pada tahun silam 2015 lalu.Pada kedatangan sang bintang sepak bola itu akhirnya dikagetkana dengan kaos baju yang dikenakan David Beckham yang bertulisan”Free West Papua”.
Hasil Cek Fakta
Faktanya, tulisan Free West Papua di kaos putih David Beckham merupakan hasil editan dari situs tersebut. Di foto aslinya, David Beckham hanya memakai kaos polos putih. Foto asli tersebut terpajang di sebuah artikel berjudul ‘David Beckham’s 7 Fund: Keeping children safe from malnutrition in Papua New Guinea’ yang dimuat oleh situs medium.com, situs buatan Evan Williams, pendiri dan mantan CEO Twitter.
Artikel tersebut juga sudah diunggah sejak 28 Juni 2016 lalu. Berikut cuplikan artikelnya:
“David Beckham recently travelled to every continent on Earth to find out how grassroots football brings communities together, for a BBC documentary called For the Love of the Game.His incredible journey took him from the dense forests of Papua New Guinea to the foothills of the Himalayas. Along the way he visited Unicef programmes and met some of the children being supported by Unicef and David’s 7 Fund.
In Papua New Guinea, David met children who were suffering from malnutrition, which is a major issue in the country. It’s the leading cause of death among children under five, with almost half not getting the nutritious food they need to grow up healthy and strong. The first 1,000 days — from conception to a child’s second birthday — is the most critical time in a child’s development; if they don’t get the right nutrients during this time, it can lead to stunting. Stunting causes irreversible physical and mental damage that can harm health, education and economic productivity for life.
In Papua New Guinea, the underlying causes of child malnutrition are poverty, a diet lacking in the correct nutrients, and a lack of knowledge of good feeding practices and child nutrition. In the Western Highlands, the region that David visited, these factors have been made worse by a seven-month drought, which has caused crops to fail, resulting in smaller than usual harvests, food shortages and even higher levels of malnutrition in the region.”
Artikel tersebut juga sudah diunggah sejak 28 Juni 2016 lalu. Berikut cuplikan artikelnya:
“David Beckham recently travelled to every continent on Earth to find out how grassroots football brings communities together, for a BBC documentary called For the Love of the Game.His incredible journey took him from the dense forests of Papua New Guinea to the foothills of the Himalayas. Along the way he visited Unicef programmes and met some of the children being supported by Unicef and David’s 7 Fund.
In Papua New Guinea, David met children who were suffering from malnutrition, which is a major issue in the country. It’s the leading cause of death among children under five, with almost half not getting the nutritious food they need to grow up healthy and strong. The first 1,000 days — from conception to a child’s second birthday — is the most critical time in a child’s development; if they don’t get the right nutrients during this time, it can lead to stunting. Stunting causes irreversible physical and mental damage that can harm health, education and economic productivity for life.
In Papua New Guinea, the underlying causes of child malnutrition are poverty, a diet lacking in the correct nutrients, and a lack of knowledge of good feeding practices and child nutrition. In the Western Highlands, the region that David visited, these factors have been made worse by a seven-month drought, which has caused crops to fail, resulting in smaller than usual harvests, food shortages and even higher levels of malnutrition in the region.”
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2016/02/18/hoax-david-beckham-pakai-kaos-bertuliskan-free-west-papua-saat-berkunjung-ke-wamena-papua/
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4045505/cek-fakta-viral-kabar-david-beckham-diam-diam-datang-ke-papua-benarkah
- https://medium.com/@UNICEFpng/david-beckhams-7-fund-keeping-children-safe-from-malnutrition-in-papua-new-guinea-e444074a9538
HOAX: Inisiator blow up buku merah dan pendiri Indonesialeaks
Sumber:Tanggal publish: 23/08/2019
Berita
Kasus Buku Merah yang bertujuan mengadu domba institusi negara dan
institusi swasta dicetuskan oleh Bambang Widjojanto dan Haris Azhar.
Dengan menggebu-gebu, ide ini dibawa kehadapan Arief Sulistyanto yang
saat itu menjabat sebagai Kabareskrim. Ali Maftuh mendengar isu ini dan
bersedia mengumpulkan massa pendemo apabila dibiayai oleh Arief. Arief
menunjuk Muhammad Adam Firdaus yang bekerja di redaksi Tempo sebagai
IT Developer, untuk membuat situs Indonesialeaks.id dan mengumpulkan
pasukan siber untuk menyerang Kapolri Jenderal Tito Karnavian dari sisi
media elektronik
Skandal Buku Merah, Arief Sulistyanto dan barisan Iblis
Arief Sulistyanto
Merupakan pendana dan penentu operasi skandal buku merah, luka
mendalam Arief yang kalah bersaing dengan Tito, berebut kursi
Kapolri membuat Arief menjadi dendam dan ingin menjatuhkan Tito
Bambang Widjojanto
Adalah yang menemukan celah untuk menyeret nama Tito ke dalam
skandal buku merah, Bambang membawa ide tersebut kepada Haris
Azhar untuk dimatangkan sebelum dibawa kepada Arief Sulistyanto
Haris Azhar
Haris membantu Bambang untuk membuat materi skandal setelah
materi dikumpulkan, Bambang dan Haris membawa ide skandal
kepada Arief, Bambang juga menyebutkan bahwa Haris mempunyai
kekuatan media untuk membantu blow up kasus skandal buku merah
agar cepat viral
Ali Maftuh
6
Merupakan LSM NU Makassar yang didanai Komjen Arief untuk
menggerakkan massa menuntut kasus buku merah untuk diusut
dengan tujuan memojokkan Kapolri Tito Karnavian
Muhammad Adam Firdaus
Merupakan Front End Developer Tempo.Co serta tergabung dalam tim
cek fakta. Adam Firdaus memiliki bisnis kuda hitam network yaitu jasa
konsultan IT yang fokus pada branding media dan medsos dan
memiliki tim buzzer bayaran yang terkomando. Diduga Adam Firdaus
dibayar oleh Komjen Arief untuk membuat situs Indonesialeaks
dengan meyewa VPS dari luar negeri.
Lebih dari 3 Milyar rupiah digelontorkan oleh Arief Sulistyanto untuk
mengeksekusi skandal buku merah. Sebagian besar uang tersebut dinikmati
oleh Bambang, Haris, Ali, dan Adam
institusi swasta dicetuskan oleh Bambang Widjojanto dan Haris Azhar.
Dengan menggebu-gebu, ide ini dibawa kehadapan Arief Sulistyanto yang
saat itu menjabat sebagai Kabareskrim. Ali Maftuh mendengar isu ini dan
bersedia mengumpulkan massa pendemo apabila dibiayai oleh Arief. Arief
menunjuk Muhammad Adam Firdaus yang bekerja di redaksi Tempo sebagai
IT Developer, untuk membuat situs Indonesialeaks.id dan mengumpulkan
pasukan siber untuk menyerang Kapolri Jenderal Tito Karnavian dari sisi
media elektronik
Skandal Buku Merah, Arief Sulistyanto dan barisan Iblis
Arief Sulistyanto
Merupakan pendana dan penentu operasi skandal buku merah, luka
mendalam Arief yang kalah bersaing dengan Tito, berebut kursi
Kapolri membuat Arief menjadi dendam dan ingin menjatuhkan Tito
Bambang Widjojanto
Adalah yang menemukan celah untuk menyeret nama Tito ke dalam
skandal buku merah, Bambang membawa ide tersebut kepada Haris
Azhar untuk dimatangkan sebelum dibawa kepada Arief Sulistyanto
Haris Azhar
Haris membantu Bambang untuk membuat materi skandal setelah
materi dikumpulkan, Bambang dan Haris membawa ide skandal
kepada Arief, Bambang juga menyebutkan bahwa Haris mempunyai
kekuatan media untuk membantu blow up kasus skandal buku merah
agar cepat viral
Ali Maftuh
6
Merupakan LSM NU Makassar yang didanai Komjen Arief untuk
menggerakkan massa menuntut kasus buku merah untuk diusut
dengan tujuan memojokkan Kapolri Tito Karnavian
Muhammad Adam Firdaus
Merupakan Front End Developer Tempo.Co serta tergabung dalam tim
cek fakta. Adam Firdaus memiliki bisnis kuda hitam network yaitu jasa
konsultan IT yang fokus pada branding media dan medsos dan
memiliki tim buzzer bayaran yang terkomando. Diduga Adam Firdaus
dibayar oleh Komjen Arief untuk membuat situs Indonesialeaks
dengan meyewa VPS dari luar negeri.
Lebih dari 3 Milyar rupiah digelontorkan oleh Arief Sulistyanto untuk
mengeksekusi skandal buku merah. Sebagian besar uang tersebut dinikmati
oleh Bambang, Haris, Ali, dan Adam
Hasil Cek Fakta
Inisiator pemberitaan terkait buku merah dan pendiri Indonesialeaks :
Berita tentang buku merah dirilis oleh Indonesialeaks pada tanggal 8 Oktober
2018. Indonesialeaks adalah portal berita konsorsium dari beberapa media (bisnis
Indonesia, CNN Indonesia, Independen.id, Jaring, Katadata, KBR, Suara.co,
Tempo, Jakarta Post dan Tirto) yang didirikan oleh Sdr. Abdul Manan, Ketua umum
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) memiliki jaringan nasional dan internasional.
Komjen Arief tidak pernah berhubungan dengan Sdr. Abdul Manan dan Komjen
Arief tidak ada hubungan dengan Indonesialeaks dan bukan pendiri Indonesialeaks.
Komjen Arief tidak pernah berhubungan dengan pihak-pihak yang disebutkan :
sdr. Haris Azhar – sdr. Bambang Widjojanto – sdr. M. Adam Firdaus Tempo –
sdr. Ali Maftuh dan tidak pernah mengeluarkan uang seperti yang disebutkan.
Bahkan Komjen Arief tidak pernah mengetahui orang yang bernama M. Adam
Firdaus Tempo dan Ali Maftuh.
Tuduhan kepada Komjen Arief yang kecewa karena kalah bersaing dengan Pak
Tito untuk menjadi Kapolri kemudian Komjen Arief dituduh berambisi menjadi
Kapolri dengan cara menjatuhkan Jenderal Tito Karnavian justru adalah salah satu
cara pihak tertentu yang ingin memecah belah Polri dengan cara mengadu domba di
dalam internal tubuh Kepolisian.
Tujuan utama dari isu ini adalah untuk mendelegitimasi Komjen Arief dengan
menampilkan image bahwa Komjen Arief haus kekuasaan dan tidak loyal pada
pimpinan Polri.
Bulan Juni tahun 2016, saat pergantian Kapolri yang mengangkat Komjen Tito
menjadi Kapolri, pada saat itu Arief Sulistyanto masih berpangkat Brigadir Jenderal
Polisi (sebagai Staf Ahli Kapolri). Dengan posisi jenderal bintang satu itu tidak
mungkin Arief bisa bersaing untuk menjadi Kapolri. Arief ketinggalan jauh jika harus
bersaing dengan Pak Tito untuk menjadi Kapolri. Sehingga tuduhan kalah bersaing
adalah jauh panggang daripada api.
Bahkan saat proses pengangkatan Pak Tito sebagai Kapolri dan diawal Pak Tito
sebagai Kapolri, Arief yang saat itu menjabat sebagai salah satu staf ahli Kapolri selalu terlihat setia mendampingi Pak Tito.
Dimanapun dan kapanpun Arief selalu mendampingi hingga kemudian Arief diminta membantu menjadi Asisten SDM Polri.
Arief Sulistyanto dikenal sebagai sosok yang tidak pernah berambisi mengejar
jabatan. Bahkan dalam track perjalanan kariernya, sejak perwira pertama hingga
jadi jenderal bintang satu, Arief beberapa kali menjabat karena ditunjuk untuk
menggantikan pejabat yang diganti secara mendadak (dicopot).
Sebagai bhayangkara sejati yang teguh memegang sumpah dan amanah
jabatan, Arief akan selalu setia dan loyal kepada atasan serta bersikap ksatria.
Segala tuduhan itu adalah fitnah dan pencemaran nama baik serta berkonsekuensi
sebagai pelanggaran hukum.
Berita tentang buku merah dirilis oleh Indonesialeaks pada tanggal 8 Oktober
2018. Indonesialeaks adalah portal berita konsorsium dari beberapa media (bisnis
Indonesia, CNN Indonesia, Independen.id, Jaring, Katadata, KBR, Suara.co,
Tempo, Jakarta Post dan Tirto) yang didirikan oleh Sdr. Abdul Manan, Ketua umum
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) memiliki jaringan nasional dan internasional.
Komjen Arief tidak pernah berhubungan dengan Sdr. Abdul Manan dan Komjen
Arief tidak ada hubungan dengan Indonesialeaks dan bukan pendiri Indonesialeaks.
Komjen Arief tidak pernah berhubungan dengan pihak-pihak yang disebutkan :
sdr. Haris Azhar – sdr. Bambang Widjojanto – sdr. M. Adam Firdaus Tempo –
sdr. Ali Maftuh dan tidak pernah mengeluarkan uang seperti yang disebutkan.
Bahkan Komjen Arief tidak pernah mengetahui orang yang bernama M. Adam
Firdaus Tempo dan Ali Maftuh.
Tuduhan kepada Komjen Arief yang kecewa karena kalah bersaing dengan Pak
Tito untuk menjadi Kapolri kemudian Komjen Arief dituduh berambisi menjadi
Kapolri dengan cara menjatuhkan Jenderal Tito Karnavian justru adalah salah satu
cara pihak tertentu yang ingin memecah belah Polri dengan cara mengadu domba di
dalam internal tubuh Kepolisian.
Tujuan utama dari isu ini adalah untuk mendelegitimasi Komjen Arief dengan
menampilkan image bahwa Komjen Arief haus kekuasaan dan tidak loyal pada
pimpinan Polri.
Bulan Juni tahun 2016, saat pergantian Kapolri yang mengangkat Komjen Tito
menjadi Kapolri, pada saat itu Arief Sulistyanto masih berpangkat Brigadir Jenderal
Polisi (sebagai Staf Ahli Kapolri). Dengan posisi jenderal bintang satu itu tidak
mungkin Arief bisa bersaing untuk menjadi Kapolri. Arief ketinggalan jauh jika harus
bersaing dengan Pak Tito untuk menjadi Kapolri. Sehingga tuduhan kalah bersaing
adalah jauh panggang daripada api.
Bahkan saat proses pengangkatan Pak Tito sebagai Kapolri dan diawal Pak Tito
sebagai Kapolri, Arief yang saat itu menjabat sebagai salah satu staf ahli Kapolri selalu terlihat setia mendampingi Pak Tito.
Dimanapun dan kapanpun Arief selalu mendampingi hingga kemudian Arief diminta membantu menjadi Asisten SDM Polri.
Arief Sulistyanto dikenal sebagai sosok yang tidak pernah berambisi mengejar
jabatan. Bahkan dalam track perjalanan kariernya, sejak perwira pertama hingga
jadi jenderal bintang satu, Arief beberapa kali menjabat karena ditunjuk untuk
menggantikan pejabat yang diganti secara mendadak (dicopot).
Sebagai bhayangkara sejati yang teguh memegang sumpah dan amanah
jabatan, Arief akan selalu setia dan loyal kepada atasan serta bersikap ksatria.
Segala tuduhan itu adalah fitnah dan pencemaran nama baik serta berkonsekuensi
sebagai pelanggaran hukum.
HOAX: Arief Sulistyanto Jenderal sederhana beli rumah 10 Milyar, hasil sitaan KPK
Sumber:Tanggal publish: 23/08/2019
Berita
Meme Berita:
Arief Sulistyanto Jenderal sederhana beli rumah 10 Milyar, hasil sitaan KPK,
Sederhana?
Melihat rumah M Sanusi di Cipete, Eks DPRD DKI, yang akan dilelang KPK.
Dilelang KPK dibeli Arief Sulistyanto seharga 10 Milyar. 10 M Uangnya dapat
darimana, Pak??
Arief Sulistyanto Jenderal sederhana beli rumah 10 Milyar, hasil sitaan KPK,
Sederhana?
Melihat rumah M Sanusi di Cipete, Eks DPRD DKI, yang akan dilelang KPK.
Dilelang KPK dibeli Arief Sulistyanto seharga 10 Milyar. 10 M Uangnya dapat
darimana, Pak??
Hasil Cek Fakta
Rumah yang dituduhkan adalah rumah M Sanusi Eks DPRD DKI Jakarta
di Jl, Saidi I no 23A, Cipete, hasil sitaan KPK tahun 2016 dan telah dilelang
oleh KPK. Kebetulan rumah Komjen Arief Sulistyanto berada di Jl. Saidi 1 no
23 (bersebelahan persis dengan rumah M Sanusi eks DPRD DKI Jakarta
yang telah dilelang KPK) dan dibatasi oleh pagar tinggi tanpa pintu
penghubung.
Di Jalan Saidi 1 terdapat 2 rumah yang bernomor 23 sehingga dibedakan
Nomor 23A (rumah M. Sanusi) dan Nomor 23 (rumah Komjen Arief).
Komjen Arief telah tinggal di rumah tersebut (Jl. Saidi 1 no 23) sejak tahun
2011 (semasa masih menjadi Direktur Dittipedksus Bareskrim Polri) dan
telah terdaftar resmi di LHKPN KPK.
Komjen Arief Sulistyanto tidak pernah ikut lelang baik secara langsung
ataupun melalui perantara orang lain dan tidak pernah membeli rumah
tersebut. Lelang dilakukan oleh KPK bekerjasama dengan Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) secara terbuka.
di Jl, Saidi I no 23A, Cipete, hasil sitaan KPK tahun 2016 dan telah dilelang
oleh KPK. Kebetulan rumah Komjen Arief Sulistyanto berada di Jl. Saidi 1 no
23 (bersebelahan persis dengan rumah M Sanusi eks DPRD DKI Jakarta
yang telah dilelang KPK) dan dibatasi oleh pagar tinggi tanpa pintu
penghubung.
Di Jalan Saidi 1 terdapat 2 rumah yang bernomor 23 sehingga dibedakan
Nomor 23A (rumah M. Sanusi) dan Nomor 23 (rumah Komjen Arief).
Komjen Arief telah tinggal di rumah tersebut (Jl. Saidi 1 no 23) sejak tahun
2011 (semasa masih menjadi Direktur Dittipedksus Bareskrim Polri) dan
telah terdaftar resmi di LHKPN KPK.
Komjen Arief Sulistyanto tidak pernah ikut lelang baik secara langsung
ataupun melalui perantara orang lain dan tidak pernah membeli rumah
tersebut. Lelang dilakukan oleh KPK bekerjasama dengan Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) secara terbuka.
Halaman: 6014/6753