• (HOAX) Pesan Ustad Syafiq Riza Basalamah

    Sumber: www.whatsapp.com
    Tanggal publish: 02/07/2016

    Berita

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهُ وَبَرَكَاتُهُُ

    Selamat Pagi Sahabatku

    Renungan Pagi :

    Bagaimana Ucapan Idul Fitri yang Sesuai Sunnah?

    Oleh : Penulis: Ust. Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.

    Sehubungan dengan akan datangnya Idul Fitri, sering kita dengar tersebar ucapan:

    “MOHON MAAF LAHIR & BATHIN ”.

    Seolah-olah saat Idul Fitri hanya khusus untuk minta maaf.

    Sungguh sebuah kekeliruan, karena Idul Fitri bukanlah waktu khusus untuk saling maaf memaafkan.

    Memaafkan bisa kapan saja tidak terpaku dihari Idul Fitri…

    Demikian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,, mengajarkan kita

    Tidak ada satu ayat Qur’an ataupun suatu Hadits yang menunjukan keharusan mengucapkan “Mohon Maaf Lahir dan Batin” disaat-saat Idul Fitri.

    Satu lagi, saat Idul Fitri, yakni mengucapan :

    “MINAL ‘AIDIN WAL FAIZIN”.

    Arti dari ucapan tersebut adalah :

    “Kita kembali dan meraih kemenangan”

    KITA MAU KEMBALI KEMANA?

    Apa pada ketaatan atau kemaksiatan?

    Meraih kemenangan?

    Kemenangan apa?

    Apakah kita menang melawan bulan Ramadhan sehingga kita bisa kembali berbuat keburukan?

    Satu hal lagi yang mesti dipahami, setiap kali ada yang mengucapkan

    “ Minal ‘Aidin wal Faizin ”

    Lantas diikuti dengan kalimat,

    “ Mohon Maaf Lahir dan Batin ”.

    Karena mungkin kita mengira artinya adalah kalimat selanjutnya.

    Ini sungguh KELIRU luar biasa…

    Coba saja sampaikan kalimat itu pada saudara-saudara seiman kita di Pakistan, Turki, Saudi Arabia atau negara-negara lain….

    PASTI PADA BINGUNG….

    Sebagaimana diterangkan di atas, dari sisi makna kalimat ini keliru sehingga sudah sepantasnya kita HINDARI.

    Ucapan yang lebih baik dan dicontohkan langsung oleh para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam , yaitu :

    “TAQOBBALALLAHU MINNA WA MINKUM”

    (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian).

    Jadi lebih baik, ucapan / SMS /BBM / WA,, kita :

    ” Selamat Hari Raya Idul Fitri. Taqobbalallahu minna wa minkum ”

    Barakallahu Fiikum

    Kewajiban kita hanya men-syiar kan selebihnya kembalikan kepada masing-masing.. Krn kita tdk bisa memberi hidayah kpd orang lain hanya Allah lah yg bisa memberi hidayah kepada hamba NYA yg IA kehendaki

    Semoga Bermanfaat..

    Hasil Cek Fakta

    Pesan tersebut bukanlah tulisan dari Ust. Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. Sebab, Ustad Syafiq sudah melakukan klarifikasi melalui akun fanpage Facebooknya. Berikut kutipan klarifikasi beliau:

    […]بسم الله الرحمن الرحيم

    akhi ukhti…

    salam alaikum warahmatullah wabarakatuh

    Iedul fitri semakin dekat…

    Ramadhan hampir berakhir

    semoga Allah memberikan taufiqnya kepada kita agar kita bisa menyempurnakan ibadah kita dan menerimanya sebagai sebuah cinta dan ridha

    ana doakan

    MINAL AIDZIN WAL FAIZIN

    semoga menjadi orang-orang yang kembali kepada Allah

    dan sukses serta berhasil dalam menjalani ujian kehidupan ini

    mungkin engkau termasuk yang mendapatkan tulisanku

    bahwa aku melarang mengucapkan ucapan selamat

    MINAL AIDZIN WAL FAIZIN

    dengan berbagai vonis yang cukup keji

    entah siapa yang menulisnya dan menyebarkannya atas namaku

    semoga Allah mengampuni dosa-dosaku dan dia.

    ini bukan pertama kalinya, tulisan-tulisan dinisbatkan kepadaku, padahal aku tidak menulisnya, mungkin dia menyimpulkan dari ceramah-ceramahku kemudian menisbatkannya kepadaku.

    ucapan selamat apapun yang mengandung doa dan harapan kebaikan itu diperbolehkan pada waktu hari raya idul fitri dan iedul adha

    ataupun pada kesempatan-kesempatan kebaikan, seperti lulusnya seseorang dari sebuah ujian dan sebagainya

    hal itu kembali kepada tradisi(menurut pendapat yang lebih kuat) selama tidak menangandung hal-hal yang dilarang

    yang pernah aku kritisi dari ucapan :

    MINAL AIDZIN WAL FAIZIN

    adalah mengartikannya dengan

    MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

    maka aku berlepas diri dari tulisannya yang dinisbatkan kepadaku akan larangan mengucapkan

    MINAL AIDZIN WAL FAIZIN

    Dan kalau memang ana pernah mengatakannya

    Maka Ana meralat hal itu

    dan ana ucapkan kepada seluruh umat islam yang menerima pesanku ini

    تقبل الله منا ومنكم

    من العائدين والفائزين والمقبولين

    كل عام وأنتم بخير

    TAQABBALLAHU MINNA WA MINKUM

    MINAL AIDIN WAL FAIZIN WAL MAQBULIN

    KULLU AAMIN WA ANTUM BIKHAIR

    JEMBER, SABTU, 27 RAMADHAN 1437 H[…]

    Berdasarkan klarifikasi tersebut sudah jelas bahwa pesan berantai yang beredar adalah hoax dengan mencatut nama sang penceramah. Penulis pesan berantai itu tidak diketahui siapa. Hanya saja, penulis itu mencatut nama Ust. Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAX] Tenaga Kerja China Berpostur Tubuh Layaknya Tentara Tiba Dengan Pesawat GA 985

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 15/07/2016

    Berita

    Foto yang menggambarkan sekelompok pria asal China sedang mengantri di sebuah bandara, beserta narasi ‘Tenaga kerja dari cina tadi sore, tiba dengan pesawat GA 985, Tapi diliat dari postur tubuhnya kaya Tentara’ menjadi viral di masyarakat. Banyak masyarakat yang mengecam dengan beredarnya foto tersebut.

    Hasil Cek Fakta

    Faktanya, pesawat GA 985 milik maskapai Garuda Indonesia ini bukan rute penerbangan dari China ke Indonesia. Pesawat GA 985 melayani rute penerbangan bandara King Abdulaziz Internasional, kota Jeddah, Arab Saudi, menuju bandara Sultan Iskandarmuda (Blang Bintang), Aceh, Indonesia.

    Sedangkan, rute penerbangan China-Indonesia adalah memakai pesawat GA 895. Pesawat GA 895 melayani penerbangan Pudong, Shanghai – Soekarno-Hatta, Jakarta.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [DISINFORMASI] Akhirnya 3 Bank Besar Indonesia Berhutang Besar ke Cina, Apa Selanjutnya ?

    Sumber: mediapribumi.com
    Tanggal publish: 15/07/2016

    Berita

    Penguasaan sektor finansiil oleh Cina semakin jelas. Ini dampaknya Indonesia semakin terjajah secara ekonomi oleh Cina. Karena 3 Bank BUMN yaitu PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk pinjam ke Cina Development Bank (CDB).
    Sebelumnya, Meneg BUMN RiniSoemarno, menandatangi pinjaman dengan BOC (Bank fo Cina) senilai Rp 570 triliun. Rini juga berusaha memasukan modal dari CDB dan BOC ke bank-bank BUMN dengan demikian perlahan terjadi pengusaan terhadap sektor finansiil yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
    “Ini menandakan ada kepentingan tersembunyi dari Menteri BUMN Rini Soemarno. Utang itu beban bagi bangsa Indonesia khusunya bank-bank tersebut,” jelas seorang pengamat ekonomi Muslim. Cina sangat berkepentingan menguasai perekonomian Indonesia dengan memberikan utangan. “Kalau Bank BUMN sudah dikuasai China, maka dgn mudah negeri Tirai Bambu itu menguasai Indonesia,” tambahnya.
    Sebelumnya, 3 bank pelat merah memperoleh pinjaman senilai total US$3 miliar atau sekitar Rp43,5 triliun (kurs Rp14.500 per dolar AS) dari China Development Bank (CDB). Ketiga bank yang memperoleh pinjaman tersebut yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk.

    Penandatanganan kesepakatan pinjaman dilakukan Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin, Direktur Utama BRI Asmawi Syam, dan Direktur Utama BNI Achmad Baiquni dgn President of Cina Development Bank Zheng Zhijie yg disaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Minister/Chairman of National Development and Reform Comittee Xu Shaoshi di Beijing, Cina, Rabu (16/9/2015) malam.

    Hasil Cek Fakta

    Media daring mediapribumi.com pada tanggal 3 Juli 2016 memuat berita berjudul ‘Akhirnya 3 Bank Besar Indonesia Berhutang Besar ke Cina, Apa Selanjutnya ?’ dengan narasi berita yang terdapat diatas.

    Dilansir dari beritatagar.id, Bank Mandiri, BNI dan BRI menandatangani kesepakatan pinjaman senilai total USD3 miliar dengan Bank Pembangunan China/Tiongkok (China Development Bank/CDB), guna membiayai proyek-proyek infrastruktur di Indonesia, Rabu 16 September pekan lalu.

    Seperti dikutip Kontan.co.id, penandatanganan kesepakatan pinjaman dilakukan Direktur Utama Bank Mandiri, Budi G. Sadikin, Direktur Utama BRI, Asmawi Syam, dan Direktur Utama BNI, Ahmad Baiquni, dengan Presiden Eksekutif Zeng Zhijie.

    Penandatanganan ini disaksikan Menteri BUMN, Rini Sumarno, dan Kepala Komisi Nasional Pembangunan dan Reformasi (National Development and Reform/NDRC), Xu Shaoshi

    Buntut berita penandatanganan kesepakatan itu adalah munculnya isu bahwa pemerintah Indonesia berutang ke Tiongkok dengan menjaminkan ketiga bank BUMN. Viva.co.id melansir, sejumlah pesan berantai bahkan menganjurkan nasabah menarik dana dan ketiga bank itu.

    Menteri Rini menegaskan, pemerintah tak ikut campur dalam hal ini. Pinjaman tersebut murni ditarik sebagai aksi korporasi ketiga bank tersebut, untuk pembiayaan infrastruktur.

    “Ini, kan, business to business antarbank,” kata dia di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (21/9/2015).

    PT Bank Mandiri Tbk, menegaskan kabar bahwa tiga bank BUMN dijadikan jaminan pinjaman ke Tiongkok adalah berita hoax (kabar bohong). Corporate Secretary Bank Mandiri, Rohan Hafas, mengatakan isu tersebut tidak berdasarkan data, atau fakta.

    “Data enggak ada ngomong begitu, kan menggoyang pemerintah,” ujarnya di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (21/9).

    Menurutnya, jika perbankan nasional dijaminkan sahamnya, harus melalui perizinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terlebih dahulu. Perubahan apa pun yang dijaminkan harus melalui DPR, seperti penambahan modal dan penyertaan modal negara (PMN) harus meminta izin kepada DPR.

    Rohan menjelaskan, program pembangunan infrastruktur membutuhkan dana besar sebagai investasi jangka panjang. Sementara itu, aset kredit yang dapat diberikan oleh perbankan di Indonesia tidak akan cukup membiayai proyek tersebut jika tidak melakukan pinjaman.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • (HOAX+FITNAH) Jokowi Minta Maaf Kepada PKI

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 01/07/2016

    Berita

    Masing-masing portal sumber tersebut memuat pemberitaan mengenai rencana Presiden Joko Widodo akan memberikan permohonan maaf secara resmi kepada PKI.

    Hasil Cek Fakta

    Isu yang berhembus mengenai wacana permintaan maaf Presiden Joko Widodo kepada PKI, baik itu eks kader PKI maupun PKI sebagai lembaga kepartaian sudah sering berhembus sejak tahun 2015. Faktanya, Presiden Joko Widodo tidak memiliki agenda ataupun rencana untuk menyampaikan permohonan maaf kepada PKI.

    Hal itu kembali ditegaskan pada saat Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan. Perihal pernyataan Presiden Joko Widodo itu bisa dilihat pada beberapa kutipan berikut:

    Detiknews

    […] “Tentang permintaan maaf kepada PKI tahun yang lalu sudah saya sampaikan, tetapi ada isu lagi, ada gosip lagi. Sehingga perlu saya sampaikan tidak ada rencana dan pikiran sama sekali saya akan minta maaf kepada PKI, nggak ada,” ucap Jokowi.

    Hal itu kata Jokowi sudah sering disampaikan kepada ormas-ormas, tokoh dan ulama, termasuk saat hari kesaktian Pancasila di lubang buaya, bahwa pemerintah tak akan minta maaf pada PKI.

    “Sudah saya katakan, tapi ada yang goreng-goreng, sehingga muncul lagi gosip dan isu seperti itu. Sudah jangan dengarkan. Jadi tidak ada rencana minta maaf kepada PKI,” tegas Jokowi. […]

    Liputan6

    […]Liputan6.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri acara buka puasa bersama dengan para prajurit TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta. Dalam kesempatan itu, ia menegaskan tidak akan meminta maaf pada eks anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

    “Tentang permintaan maaf pada PKI. Tahun lalu sudah saya sampaikan, ada isu, ada gosip. Tidak ada rencana dan pikiran sama sekali saya minta maaf pada PKI,” tegas Jokowi, Senin (27/6/2016).

    Jokowi menuturkan dirinya telah mengeluarkan pendapat serupa sejak tahun lalu. Hal yang sama juga sudah disampaikan saat bertemu perwakilan PP Muhammadiyah, PBNU, dan tokoh-tokoh nasional lain.

    “Terutama saat Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya tahun lalu, sudah saya sampaikan. Tapi ada yang goreng-goreng sehingga muncul isu. Jangan didengarkan, tidak akan minta maaf pada PKI,” tutur Jokowi.[…]

    Tempo.co

    […]Presiden Joko Widodo menegaskan, pemerintah tidak akan meminta maaf kepada Partai Komunis Indonesia soal peristiwa 1965. “Tidak ada rencana dan pikiran saya minta maaf kepada PKI,” kata Jokowi dalam acara buka puasa bersama di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, Jakarta, Senin, 27 Juni 2016.

    Jokowi mengatakan sudah berulang kali mengatakan hal serupa, seperti saat pertemuan bersama tokoh Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. “Namun, sekali lagi, ada yang menggoreng-goreng isu tersebut. Tak ada rencana minta maaf ke PKI,” ujarnya.

    Meski demikian, Jokowi tidak mengingkari ada peristiwa kelam di masa lalu. Menurut dia, hal terpenting adalah kejadian tidak berulang kembali. “Yang paling penting melangkah ke masa depan,” ucap Jokowi.[…]

    CNNIndonesia

    […]Jakarta, CNN Indonesia — Presiden Joko Widodo menegaskan pemerintah tidak akan meminta maaf kepada Partai Komunis Indonesia maupun keluarga korban tragedi 1965 seperti yang diisukan oleh sejumlah pihak.

    “Saya tidak ada rencana dan pikiran sama sekali untuk meminta maaf kepada PKI. Tidak ada,” kata Jokowi di hadapan keluarga besar TNI pada acara buka puasa bersama di pelataran Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (27/6).

    Pada pihak keluarga yang terkait peristiwa 1965 pun, ujar Jokowi, ia tak akan minta maaf. Hal itu, menurut sang Presiden, sudah beberapa kali ia sampaikan ke pengurus Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan berbagai tokoh masyarakat.

    Namun, imbuh Jokowi, ada pihak tertentu yang “menggoreng” isu itu lagi saat ini. Tanpa menyebut siapa “pihak tertentu” yang ia maksud, Jokowi menegaskan yang terpenting sekarang ialah melangkah ke depan.[…]

    Berdasarkan kutipan-kutipan dari berbagai media itu maka dapat dikatakan bahwa Presiden Joko Widodo tidak memiliki keinginan untuk melakukan permohonan maaf secara resmi sebagai Presiden Republik Indonesia. Dengan demikian, klaim pemberitaan dalam beberapa sumber dapat disimpulkan sebagai kabar hoax dan fitnah. Sebab, tidak terdapat klarifikasi langsung kepada Presiden Joko Widodo terkait isu yang diangkat.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini