• [BERITA] “AJI Pontianak Gelar Pelatihan Anti Hoaks di RRI”

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/12/2018

    Berita

    Aliansi Jurnalis Independen Pontianak bekerjasama dengan Google News Intiative dan Internews menggelar kegiatan Workshop Hoax Busting and Digital Hygiene bagi mahasiswa dan masyarakat umum yang dilaksanakan di Aula LPP RRI Pontianak, Jumat (13/4/2018).

    Hasil Cek Fakta

    Ketua AJI Pontianak, Dian Lestari mengatakan kegiatan Workshop Hoax Busting and Digital Hygiene ini dilaksanakan untuk mencegah peredaran HOAX yang semakin masive beredar ditengah masyarakat. “Diharapkan dengan kegiatan ini, kita bisa bersama-sama mencegah berita HOAX tersebut, salah satunya dengan mengetahui bagaimana berita HOAX tersebut,” tuturnya.
    Workshop menghadirkan tiga nara sumber, yakni Andi Fachrizal dari Mongabay Indonesia, Aribowo dan Edho Sinaga trainer bersertifikat Google News Initiative.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [BERITA] “Google Latih Jurnalis Kalbar Tangkal Hoaks”

    Sumber:
    Tanggal publish: 12/04/2018

    Berita

    Jurnalis di Kalbar mengikuti pelatihan bertema: Google News Initiative Training Network, yang digelar di Aula Kantor RRI Pontianak, Sabtu (14/4).

    Hasil Cek Fakta

    AJI Pontianak bersama bersama Google News Initiative dan Internews menggelar pelatihan bertema: Google News Initiative Training Network, kepada 26 jurnalis pelbagai media Kalimantan Barat di Aula Kantor Radio Republik Indonesia (RRI) Pontianak, Sabtu (14/4). Tidak hanya di Pontianak, pelatihan juga digelar di 59 negara di dunia dan lebih dari 250 ribu wartawan yang dilibatkan.
    Fokus dari pelatihan ini adalah mengasah keterampilan jurnalis untuk memanfaatkan sejumlah tools di internet guna melakukan verifikasi online yang banyak beredar di dunia maya (false news, fake news, hoax). Selain itu, aktifis Mafindo, Aribowo memaparkan, ada banyak jenis-jenis hoaks, namun secara umum dapat dipisah menjadi dua. Yakni misinformasi dan disinformasi.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [BERITA] Pengadilan Agama Garut Sebut Pesan Berantai ‘Nomor Telepon Janda Garut’ Adalah Informasi Hoaks

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 03/04/2019

    Berita

    Pesan berantai beredar melalui layanan WhatsApp sejak Senin (25/3/2019), berisi 33 nama dan nomor telepon berjumlah yang disebut sebagai janda usai berperkara di Pengadilan Agama (PA) Garut, Jawa Barat.

    “Daftar nomor WA janda di pengadilan agama per-tanggal 12 Maret 2019. Barusan pak Tb Hidayat dari PA,” begitu kalimat pembuka dalam pesan berantai tersebut. Ada 33 nama beserta nomor telepon yang tercatat dalam pesan berantai itu. Identitas yang tertera hanya nama seperti Dini, Fitri beserta nomor teleponnya.

    Dalam penutup pesan tersebut, tertera kalimat yang menyatakan bahwa nomor-nomor tersebut bersumber dari Pengadilan Agama Garut ; “Sumber: Humas Pengadilan Agama Kabupaten Garut,”

    Hasil Cek Fakta

    Saat dikonfirmaasi, humas Pengadilan Agama Garut, Muhammad Dihyah Wahid membantah telah menyebarkan informasi tersebut. Di sana juga tak ada humas bernama TB Hidayat.

    “Kami membantah hal tersebut,” ujar Dihyah ketika dihubungi Tirto, Kamis (28/3/2019).

    Bantahan juga datang dari Ketua Pengadilan Agama Garut, Fajaruddin Effendy. Dia menyebut informasi berantai tersebut sebagai hoaks.

    “Informasi yang berkembang melalui WA [ada orang mengaku dapat nomor] janda-janda yang mengaku memperoleh informasi dari humas PA Garut adalah tidak benar atau hoaks,” kata dia dikutip dari situsweb PA Garut, Kamis (28/3/2019).

    Dalam pernyataan itu, disebutkan PA tidak pernah meminta nomor telepon seluler para pihak yang berperkara.

    Selain itu, institusi itu juga menegaskan tidak pernah berkomunikasi dengannya pihak-pihak yang berperkara atau dengan pihak-pihak yang mengatasnamakan ‘Komunitas janda-janda yang berperkara di Pengadilan Agama Garut’.

    Dihyah menjelaskan pihaknya telah melaporkan temuan tersebut ke pusat. Belum ada intruksi dari pimpinannya untuk melaporkan kasus ini ke polisi. “Kami telah melaporkan ke pimpinan tingkat banding. Untuk saat ini belum diberi arahan untuk melakukan upaya hukum,” katanya.

    Ia kembali memastikan jika pesan berantai itu tidak berasal dari mereka. Bahkan, kata Dihyah, tak hanya PA Garut yang diisukan menyebar nomor-nomor misterius itu.

    “Bukan hanya PA Garut yang diisukan menyebarkan rilis tersebut. Ada PA Bandung, Soreang dan Karawang,” ujarnya.

    Menurut Dihyah, PA Bandung dan Karawang terlebih dahulu diisukan serupa. Nomor-nomor yang diisukan disebar dua PA tersebut sama persis dengan daftar nomor yang diisukan disebar PA Garut.

    “Nama dan urutannya sama persis semuanya,” kata Dihyah.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Luhut: Memilih Prabowo, Berarti Anda Menginginkan Ideologi Pancasila Dirubah, Termasuk Penghianat Bangsa

    Sumber: blogspot.com
    Tanggal publish: 03/04/2019

    Berita

    Beredar di media sosial Facebook mengenai tangkapan layar dari situs reportase13.blogspot.com. Situs ini menampilkan artikel yang berjudul “Luhut: Memilih Prabowo, Berarti Anda Menginginkan Ideologi Pancasila Dirubah, Termasuk Penghianat Bangsa”. Artikel berjudul tendensius ini menampilkan foto Menko Bidang Kemaritiman ini disertai berita mengenai Luhut yang menghimbau ada gerakan yang berkeinginan mengganti ideologi Pancasila.
    Artikel ini beredar di grup tertutup sehingga tidak dapat ditampilkan tautan ke postingannya, sementara itu situs berdomain blogspot.com tersebut sendiri sudah tidak dapat diakses.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, ditemukan berita pada artikel tersebut merupakan saduran persis dari berita Tempo.co berjudul “Luhut Panjaitan: Ada Gerakan Ingin Mengganti Ideologi Pancasila”. Berita tersebut memang berisikan Luhut yang menghimbau akan adanya gerakan-gerakan yang ingin mengganti Pancasila, serta mengundang mantan perwira dan mantan pejabat untuk bertemu menjelang hari-H pencoblosan. Akan tetapi, tidak ada pernyataan Luhut yang menghimbau bahwa apabila memilih Prabowo, berarti menginginkan ideologi Pancasila diubah. Dalam berita ini, Luhut justru menyatakan bahwa dirinya tidak bermaksud mengintervensi pilihan politik, dan tidak masalah apabila para mantan perwira yang diundangnya untuk bertemu memilih nomor 01 atau 02 di pemilihan presiden 2019.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini